BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Berapa
kelimpahan dan jenis mineral unsur golongan IIIA DAN VIA ?
2.
Bagaimana
sifat-sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IIIA dan VIA ?
3.
Apa
manfaat unsur-unsur golongn IIA dan VIA ?
4.
Bagaimana
cara pembuatan unsur/senyawa golongan IIIA dan VIA ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui kelimpahan dan jenis mineral unsur golongan IIIA dan VIA
2.
Untuk
mengetahui sifat-sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IIIA dan VIA
3.
Untuk
mengetahui manfaat unsur-unsur golongan IIIA dan VIA
4.
Untuk
mengetahui cara pembuatan unsur/senyawa golongan IIIA dan VIA
1.4 Manfaat
Agar penulis, pembaca dan pendengar dapat mengenal lebih jauh tentang
golongan IIIA dan VIA.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelimpahan
Dan Jenis Mineral Unsur Golongan IIIA Dan IVA
2.1.1
Boron (Golongan
IIIA)
Tidak ditemukan bebas di alam, melainkan
dalam senyawaan seperti silika, silikat, dan borat. Senyawaan boron yang utama
dan tidak melimpah adalah asam borat (H3BO3) dan natrium
borat terhidrasi atau boraks (Na2B4O7.10 H2O).
2.1.2
Aluminium (Golongan IIIA)
Terdapat melimpah dalam
kulit bumi, yaitu sekitar 7,6%. Dengan kelimpahan sebesar itu, aluminium
merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta merupakan
unsur logam yang paling melimpah tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur
bebas di alam. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam,
selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam
aluminium dari senyawanya. Oleh karena itu aluminium tetap merupakan logam yang
mahal karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis
adalah bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium. Bauksit mengandung
aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Kriloit
digunakan pada peleburan aluminium, sedang tanah liat banyak digunakan untuk
membuat batubata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau
Bintan dan di tayan (Kalimantan Barat). Aluminium (Al) adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam
kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga
dalam bentuk aluminium silikat dan
campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium &
magnesium. Kelimpahan Aluminium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 81,300.
2.1.3
Galium (Golongan IIIA)
Terdapat
dalam jumlah yg sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit, pirit, magnetit
dan kaolin. Biji Galium sangat
langka tetapi Galiumterdapat
di logam-logam yang lain. Kelimpahan Galium dalam kulit bumi sebesar 15.
2.1.4
Indium (Golongan IIIA)
Tidak pernah ditemukan dalam bentuk logam
bebas di alam, tetapi dalam bentuk sulfida (In2S3) dan
dalam bentuk campuran seng, serta biji tungsten, timah dan besi. Kelimpahan
Indium dalam kulit bumi sebesar 0,1.
2.1.5
Talium
(Golongan IIIA)
Di alam Talium terdapat dalam bentuk batu-batuan dan merupakan
keluarga logam aluminium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit, campuran seng dan hematit. Kelimpahan Talium
dalam kulit bumi sebesar 2.
2.1.6
Karbon (Golongan VIA)
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan
berlimpah di matahari, dan memainkan peranan dalam siklus karbon-nitrogen,
yakni proses yang diduga menjadi sumber energi di matahari dan bintang-bintang.
Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan warna merah terang dan kuning-hijau
pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer.
Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%. dalam bentuk unsur dan senyawa,
oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisan kerak bumi. Sekitar dua
pertiga tubuh manusia dan sembilan persepuluh air adalah oksigen.
2.1.7
Belerang
(Golongan VIA)
Dalam keadaan
bebas,umumnya belerang terdapat di daerah gunung berapi. Adapun dalam bentuk
sentawanya, belerang ditemukan dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi
sulfida (FeS2), gips (CaSO4 . 2H2O), dan seng
sulfida (ZnS). Selain itu , belerang juga terkandung dalam gas alam, seperti
H2S dan SO2.
Belerang adalah
benda dari gunung berapi berwarna kuning muda, jika dibakar berbau menyengat,
warnanya biru merah, banyak digunakan sebagai bahan obat dan industri; bang
berangan; racun tikus.
Belerang atau
sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent.
2.1.8
Selenium (Golongan VIA)
Selenium
ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan
klausthalit. Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong
asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida. Sekarang selenium di
seluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses
elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil
elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan
tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium
nitrat).
2.1.9
Telurium (Golongan
VIA)
Dibumi kelimpahan Tellurium sangat sedikit dan jarang, sebab hanya terdapat
dengan konsentrasi yang rendah.Telurium lebih sering
ditemukan di alam sebagai senyawa tellurida darih emas (kalaverit), dan
terkadang bergabung dengan logam lainnya. Telurium juga
didapatkan secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses
pemurnian elektrolisis tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan
Jepang adalah penghasil terbesar unsur ini. Kelimpahan unsur Se, Te,
dan Po sangatlah langka.
Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa atom berkisar
antara 108 hingga 137. Dimana Telurium di alam hanya
terdiri dari delapan isotop. Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan
harus ditangani dengan hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan
konsentrasi serendah 0.01 mg/m3, atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini
telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih (Cotton,2007: 362).
2.1.10
Polonium (Golongan
VIA)
Polonium adalah
unsur alam yang radioaktif
dan sangat langka
yang ditemukan dalam bijih Uranium. Polonium diproduksi sekitar 100 g tiap tahunnya. Polonium dapat dihasilkan dengan
pengolahan bijih uranium atau mineral, dimana bijih uranium mengandung kurang
dari 0,1 mg polonium-210 per ton. Awalnya, polonium-210 diperoleh dari biji
yang kaya uranium dan ditemukan di Bohemia, tetapi juga dapat diperoleh dari
garam radium yang mengandung sekitar 0,2 mg per gram radium (Cotton.2007: 363).
Untuk
mendapatkan unsur ini, para ahli melakukan penembakan bismut alam (209Bi)
dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk polonium.
Sejumlah milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan
menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
Reaksinya adalah:
209Bi+1n→210Po+
e-
Polonium ini dihasilkan selama peluruhan alami,
dimana Uranium-238 dan Polonium-210 secara luas didistribusikan dalam jumlah
kecil di kerak bumi. Sebelum tahun 1944, Polonium belum diisolasi dalam bentuk
murni atau dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, setiap program yang
melibatkan pemulihan, pemurnian, dan fabrikasi logam polonium dari berbagai
sumber diperlukan pemahaman tentang sifat kimia, sifat fisika, dan metalurgi
dari Polonium-210 (Cotton.2007: 363).
Pada Februari 1949, operasi polonium dipindahkan dari Dayton
untuk Mound (Moyer 1956) di atas. Saat ini, proses untuk memproduksi
polonium-210 telah diputuskan. Polonium-210 akan diproduksi oleh transmutasi
bismut dengan penembakan neutron.
Pada 1954, program Mound mulai menggunakan polonium-210
untuk mengubah energi nuklir menjadi energi listrik useable. Aplikasi energi
nuklir, menggunakan prinsip termoelektrik, adalah menunjukkan bahwa tahun yang
sama, dan pada bulan Februari, Mound menerima direktif untuk membuat sebuah
model bertenaga listrik uap--tanaman polonium. Pada tahun 1956, sebuah desain
konseptual untuk menghasilkan bahan bakar boiler merkuri dengan polonium
digambarkan. Po dapat dipisahkan dengan penyubliman pada pemanasan.
2.2
Sifat-Sifat Keperiodikan Dalam Tabel Periodik
Unsur
2.2.1
Sifat Fisika
· Nomor
atom adalah angka yang menunjukkan jumlah proton
dalam inti atom.
Secara tradisi, nomor atom dilambangkan dengan simbol Z. Karena nomor
atom setiap unsur kimia
unik, nomor atom dipakai untuk mengidentifikasi unsur kimia.
Misalnya angka atom hidrogen
adalah 1 (satu) - artinya Hidrogen memiliki proton sejumlah satu.
· Jari-jari
atom merupakan jarak elaktron terluar ke
inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur
sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti
antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari
atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke
atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan
jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan
jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit
terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap
elektron terluar semakin kuat.
· Jari-Jari Ion adalah
jarak dari inti ion dengan elektron terluarnya dalam suatu ion. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda
secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
Ion
bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion
bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
· Energi ionisasi. Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar
subkulit yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai
konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom
dperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu
atom di namakan energi
ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan
proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar
(jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas
elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik
menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar).
Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti
energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan
: energi ionisasi makin ke bawah makin
kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin
lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke
kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian : unsur-unsur golongan II A memiliki energi
ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi
golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
· Titik leleh. Rekristalisasi
merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dari campuran padatannya, dimana
zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali.
Prinsipnya proses ini mengacu pada perbedaan kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan kelarutan zat pencampurnya. Larutan zat yang diinginkan
dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali dengan cara
menjenuhkannya
· Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap dari zat cair sama dengan tekanan
disikitarnya dan zat cair beruba menjadi suatu uap
· Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan
adalahgaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan
makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin
lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan
elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan
makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat
pada flour (F) yakni
4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan
oksidasi ( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan
besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk
bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang
diikat bergantung pada elektron valensinya.
·
Kekerasan (hardness), dapat
didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap penggoresan,
pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat
tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.
Tabel sifat fisika golongan IIIA
Sifat Keperiodikan
|
B
|
Al
|
Ga
|
In
|
Tl
|
Nomor atom
|
5
|
13
|
31
|
49
|
81
|
Jari-jari atom (pm)
|
117
|
143
|
152
|
163
|
170
|
Jari-jari ion (pm)
|
23
|
53
|
62
|
79
|
88
|
Titik leleh (oC)
|
2300
|
932
|
303
|
429
|
577
|
Titik didih (oC)
|
4200
|
2720
|
2510
|
2320
|
1740
|
Energi ionisasi
(kJ/mol)
|
801
|
577,6
|
578,8
|
558,3
|
589,3
|
Elektonegativan
|
2,0
|
1,5
|
1,6
|
1,7
|
1,8
|
Kekerasan
|
-
|
2,75
|
1,5
|
1,2
|
1,25
|
Kecenderungan
sifat logam golongan IIIA:
·
Jari-jari logam cenderung berkurang dari Ga-
Tl, kecuali logam Al
·
Jari-jari ion cenderung meningkat dari Al –
Tl
·
Energi ionisasi pertama unsur golongan IIIA
cenderung berkurang dari Al - Tl
·
Keelektronegatifan unsur golongan IIIA
cenderung bertambah dari Al – Tl
·
Titik cair unsur golongan IIIA cenderung
bertambah dari Ga – Tl, kecuali Al memiliki titik cair yang besar
·
Titik didih unsur golongan IIIA cenderung
berkurang dari Al – Tl
Potensial
reduksi negatif menyatakan bahwa unsur lebih bersifat logam dibandingkan
hidrogen. Energi pengionan dari logam golongan IIIA hampir sama satu sama lain,
kecuali energi hidrasi Al3+ merupakan yang terbesar di antara
kation golongan IIIA. Hal ini menjelaskan bahwa Al3+ mempunyai
potensial reduksi negatif yang paling besar di antara kation golongan IIIA dan
bahwa Al adalah logam yang paling aktif.
Sifat
menarik dari unsur Ga, In, dan Tl yang tidak terdapat pada Al adalah kemampuan
membentuk ion bermuatan satu. Kemampuan ini menunjukkan adanya pasangan
elektron lembam, nS2, dalam atau dari unsur pasca-peralihan. Jadi,
sebuah atom Ga dapat kehilangan elektron pada 4p dan mempertahankan elektron 4s
untuk membentuk ion Ga+, dengan konfigurasi elektron [Ar]3d104s2.
Kemungkinan ini lebih mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam golongan.
Dalam kenyataannya, talium dengan bilangan oksidasi +1 lebih mantap dalam
larutan berair dibanding taliuum dengan bilangan oksidasi +3.
Ukuran
ion yang kecil, besarnya muatan ion, dan tingginya energi ionisasi menyebabkan
logam golongan IIIA umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi ( ion Al3+
tidak dijumpai kecuali dalam ALF3 padat). Dalam larutan berair, ion
Al3+ berada dalam bentuk ion terhidrat Al(H2O)63+ atau
dalam bentuk kompleks lainnya. Al sangat stabil terhadap udara, karena
membentuk lapisan oksida pada permukaannya yang digunakan untuk melindungi
logam dari oksidasi lebih lanjut
Tabel
sifat fisika logam golongan VIA
Sifat
Keperiodikan
|
O
|
S
|
Se
|
Te
|
Po
|
Nomor Atom
|
8
|
16
|
34
|
52
|
84
|
Jari-Jari Atom (pm)
|
65
|
109
|
122
|
142
|
153
|
Jari-Jari Ion (pm)
|
140 (-2)
|
29 (+6)
|
50 (+4)
|
97 (+4)
|
67 (+6)
|
Titik leleh (ºC)
|
-218,4
|
115,21
|
217
|
448,5
|
254
|
Titik didih (ºC)
|
-182,7
|
444,6
|
684
|
989,9
|
962
|
Energi Ionisasi I
(kJ/mol)
|
1314
|
999
|
941
|
869
|
812
|
Keelektronegativan
|
3,44
|
2,58
|
2,55
|
2,1
|
2,0
|
2.2.2
Sifat Kimia
Sifat
kimia golongan IIIA
1. Boron
akan bereaksi dengan oksigen, halogen, asam pengoksidasi, dan alkali jika di
panaskan. Senyawa boron bersifat toksik
2. Aluminium
sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium bersifat nontoksik.
Reaksi-reaksi logam
aluminium sebagai berikut.
a. Reaksi
Thermit
Fe2O3(s) +
2Al(S) à Al2O3(s) + 2Fe(l)
b. Reaksi
dengan asam
2Al(s) + 6H+(aq)
à
2Al3+(aq) 3H2(g)
c. Reaksi
dalam suasana basa
2Al(s) + 2OH-(aq)
+ 6H2O(l) à 2(Al(OH)4)-(aq)
+ 3H2(g)
d. Reaksi
dengan oksigen
2Al(s) + 3/2O2(g)
à Al2O3(s)
e. Aluminium
oksida bereaksi dalam suasana asam dan basa
Al2O3(s) +
6H+(aq) à +3H2O(l)
Al2O3(s)
+ 2OH-(aq) + 3H2O(l) à
2(Al(OH)4)-(aq)
3. Galium
mudah mengkorosi logam lain. Galium bersifat toksik ringan
4. Indium
bersifat toksik ringan
Senyawa talium (III) mudah direduksi menjadi talium (I)
atau sebagai pengoksidasi kuat. Talium dan senyawanya bersifat sangat toksik.
Sifat
kimia golongan VIA
1. Oksigen
mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa pereoksida -1 dan pada
superoksida -1/2. Oksigen merupakan oksidator yang dapat mengoksidasi logam
maupun nonlogam. Jika dipanaskan dengan logam alkali,oksigen dapat membentuk
superoksida.oksigen bersifat nontoksik.
2. Belerang
suka bereaksi dengan unsur-unsur lain pada suhu biasa. Pada suhu tinggi, reaksi
dapat terjadi dengan berbagai logam seperti Fe dan Cu serta nonlogam seperti Cl2,
H2, atau O2. Belerang tidak bereaksi dengan air.
Belerang bersifat nontoksik
3. Selenium
dan teluriummempunyai sifat kimia sama dengan belerang,tetapi lebih bersifat
logam dibanding belerang.sifat kimia polonium mirip dengan telerium dan bismut.
Selenium bersifat sangat toksik, telerium bersifat toksik, dan polonium
bersifat sangat radioaktif.
2.3
Manfaat
Unsur Golongan IIIA Dan VIA
2.3.1
Boron
· Natrium tetraborat pentaidrat (Na2B4O7.
5H2O) yang digunakan dalam menghasilkan kaca gentian
penebat dan peluntur natrium perborat.
· Asam ortoborik (H3BO3) atau
asam Borik yang digunakan dalam penghasilan textil kaca gentian dan paparan
panel rata.
· Natrium tetraborat dekahidrat (Na2B4O7.
10H2O) atau yang dikenal dengan nama boras digunakan dalam
penghasilan pelekat.
· Asam Borik belum lama ini digunakan sebagai racun
serangga, terutamannya menentang semut atau lipas.
· Sebagian boron digunakan secara meluas dalam síntesis
organik dalam pembuatan kaca borosilikat dan borofosfosilikat.
· Boron-10 juga digunakan untuk membantu dalam pengawalan
reactor nuklir, sejenis pelindung daripada sinaran dan dalam pengesanan
neutron.
· Boron-11 yang dipatenkan (boron susut) digunakan dalam
pembuatan kaca borosilikat dalam bidang elektronik pengerasan sinaran.
· Filamen boron adalah bahan berkekuatan tinggi dan ringan
yang biasanya digunakan dalam struktur aeroangkasa maju sebagai componen bahan
komposit.
· Natrium borohidrida (NaBH4) ialah agen penurun
kimia yang popular digunakan untuk menurunkan aldehid dan keton menjadi
alcohol.
2.3.2
Aluminium
·
Digunakan
pada otomobil, pesawat terbang, truck, rel kereta api, kapal laut, sepeda.
·
Pengemasan
(kaleng, foil)
·
Bidang
konstruksi ( jendela, pintu, dll)
·
Pada
perlengkapan memasak
·
Aluminium
digunakan pada produksi jam tangan karena aluminium memberikan daya tahan dan
menahan pemudaran dan korosi.
2.3.3
Galium
·
Karena
galium membasahi gelas dan porselin, maka galium dapat digunakan untuk
menciptakan cermin yang cemerlang.
·
Galium
dengan mudah bercampur dengan kebanyakan logam dan digunakan sebagai komponen
dalam campuran peleburan yang rendah. Plutonium digunakan pada senjata nuklir
yang dioperasikan dengan campuran dengan galium untuk menstabilisasikan
allotrop plutonium.
·
Galium
arsenida digunakan sebagai semikonduktor terutama dalam dioda pemancar cahaya.
·
Galium
juga digunakan pada beberapa termometer bertemperatur tinggi.
2.3.4
Indium
· Untuk membuat komponen elektronik lainnya thermistor dan
fotokonduktor
· Untuk membuat cermin yang memantul seperti cermin perak
dan tidak cepat pudar.
· Untuk mendorong germanium untuk membuat transistor.
· Dalam jumlah kecil digunakan pada peralatan yang
berhubungan dengan gigi.
· Digunakan pada LED (Light Emitting Diode) dan laser dioda
berdasarkan senyawa semikonduktor seperti InGaN, InGaP yang dibuat oleh MOVPE
(Metalorganic Vapor Phase Epitaxy) teknologi.
· Dalam energi nuklir, reaksi (n, n’) dari 113In
dan 115In digunakan untuk menghilangkan jarak fluks neutron.
2.3.5
Talium
· Sebagai bahan semikonduktor pada selenium
· Sebagai dopant (meningkatkan) kristal natrium iodida pada
peralatan deteksi radiasi gamma seperti pada kilauan alat pendeteksi barang
pada mesin hitung di supermarket.
· Radioaktif talium-201 (waktu paruh 73 jam) digunakan
untuk kegunaan diagnosa pada pengobatan inti.
· Jika talium digabungkan dengan belerang, selenium dan
arsen, thalium digunakan pada produksi gelas dengan kepadatan yang tinggi yang
memiliki titik lebur yang rendah dengan jarak 125 dan 1500 C.
· Talium digunakan pada elektroda dan larut pada
penganalisaan oksigen.
· Talium juga digunakan pada pendeteksi inframerah.
· Talium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan
insektisida, tetapi penggunaannya dilarang oleh banyak negara.
· Garam-garam Thalium (III) seperti thalium trinitrat,
thalium triasetat adalah reagen yang berguna pada sintesis organic yang
menunjukkan perbedaan perubahan bentuk pada senyawa aromatik, keton dan yang
lainnya.
2.3.6
Oksigen
·
Oksigen digunakan sebagai udara pernafasan
bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup lainnya.
·
Oksigen berperan dalam proses pembakaran.
·
Campuran gas oksigen dan gas asetilin dapat
menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan digunakan untuk mengelas logam.
·
Digunakan dalam tungku pada proses pembuatan
baja.
· Digunakan
pada proses sintesis metanol dan amonia
· Oksigen
cair digunakan sebagai bahan bakar untuk menjalankan rudal dan roket.
· Dalam
industri, oksigen digunakan untuk membuat beberapa senyawa kimia dan sebagai
oksidator.
· Dalam
bentuk allotrop O3 (ozon) yang bersifat oksidator kuat, digunakan
sebagai desinfektan dan sebagai bahan pemutih.
2.3.7
Belerang
·
Digunakan untuk membuat beberapa senyawa
penting dalam industri, seperti asam sulfat, asam sulfit, belerang dioksida,
dan lain sebagainya.
·
Asam Sulfat (H2SO4)
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih logam, bahan baku
industri dan sebagai cairan pengisi akumulator
·
Digunakan dalam bidang kedokteran sebagai
obat sulfa
·
Digunakan dalam industri korek api,
vulkanisasi karet, obat celup, dan bubuk mesiu (bahan peledak)
·
Dicampur dengan kapur digunakan sebagai
fungsiida
·
Senyawa garam natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O)
yang sering disebut hypo digunakan dalam fotografi
·
Digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan
kertas lainnya
·
Untuk mensterilkan alat pengasap
·
Untuk memutihkan buah kering
2.3.8
Selenium
·
Digunakan
dalam xerografi untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan lain-lain.
·
Digunakan
oleh industri kaca untuk mengawawarnakan kaca dan untuk membuat kaca dan
lapisan email gigi yang berwarna rubi.
·
Juga
digunakan sebagai tinta fotografi dan sebagai bahan tambahan baja tahan karat.
2.3.9
Telurium
·
Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan
baja tahan karat untuk digunakan dalam permesinan.
·
Penambahan telurium pada timbal dapat
mengurangi reaksi korosi oleh asam sulfat pada timbal, dan juga memperbaiki
kekuatan dan kekerasannya.
·
Telurium digunakan sebagai komponen utama
dalam sumbat peleburan, dan ditambahkan pada besi pelapis pada menara
pendingin.
·
Telurium juga digunakan dalam keramik.
·
Bismut telurrida telah digunakan dalam
peralatan termoelektrik.
·
Digunakan dalam penelitian ilmiah
semikonduktor.
·
Dalam campurannya dengan bahan-bahan organik
digunakan pada proses vulkanisasi karet sintesis.
·
Digunakan sebagai bahan insektisida,
germisida, dan fungisida.
·
Digunakan untuk memberi warna biru dalam
proses pembuatan kaca.
2.3.10
Polonium
·
Digunakan
untuk menghasilkan radiasi sinar alfa (α)
·
Digunakan
dalam penelitian ilmiah tentang nuklir
·
Digunakan
pada peralatan mesin cetak dan fotografi
·
Digunakan
pada alat yang dapat mengionisasi udara untuk menghilangkan akumulasi
muatan-muatan listrik
·
Digunakan
sebagai sumber panas yang ringan sebagai sumber energi termoelektrik ada
satelit angkasa
·
Untuk
menghilangkan muatan statis dalam pemintalan tekstil dan lain-lain
2.4 Cara
Pembuatan Unsur Golongan IIIA Dan IVA
2.4.1
Aluminium
Aluminium
diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses
ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam
tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode
berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.
2.4.2
Boron
Boron
dibuat dengan mereduksi boron oksida B2O3, dengan
magnesium atau aluminium. Perhatikan reaksi berikut.
B2O3(s)
+ 3Mg(s) à
3MgO(l) + 2B(s)
2.4.3
Galium
Galium
biasanya adalah hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit
melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi ghalium pada larutan alkali dari
sebuah aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang
memberikan konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan
katoda baja tahan karat dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium
cair. Galium murni membutuhkan sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona
penyaringan untuk membuat logam galium murni.
2.4.4
Indium
Indium biasanya tidak dibuat di dalam laboratorium.
Indium adalah hasil dari pembentukan timbal dan seng. Logam indium dihasilkan
melalui proses elektrolisis garam indium di dalam air. Proses lebih lanjut
dibutuhkan untuk membuat aluminium murni dengan tujuan elektronik.
2.4.5
Talium
Logam talium diperoleh sebagai produk pada produksi asam
belerang dengan pembakaran pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih besi.Walaupun logam thalium agak melimpah pada
kulit bumi pada taksiran konsentrasi 0,7 mg/kg, kebanyakan pada gabungan
mineral potasium pada tanah liat, tanah dan granit. Sumber utama talium
ditemukan pada tembaga, timbal, seng dan bijih sulfida lainnya.Logam thalium
ditemukan pada mineral crookesite TlCu7Se4, hutchinsonite
TlPbAs5S9 dan lorandite TlAsS2. Logam ini juga dapat ditemukan pada
pyrite.
2.4.6
Belerang
Belerang
dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses
Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan
belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada
gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus dihilangkan dari keduanya.
Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang belerang. Namun
sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang
terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar