Sabtu, 29 Oktober 2016

GOLONGAN IIIA DAN VIA



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang

1.2    Rumusan Masalah
1.      Berapa kelimpahan dan jenis mineral unsur golongan IIIA DAN VIA ?
2.      Bagaimana sifat-sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IIIA dan VIA ?
3.      Apa manfaat unsur-unsur golongn IIA dan VIA ?
4.      Bagaimana cara pembuatan unsur/senyawa golongan IIIA dan VIA ?

1.3    Tujuan
1.      Untuk mengetahui kelimpahan dan jenis mineral unsur golongan IIIA dan VIA
2.      Untuk mengetahui sifat-sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IIIA dan VIA
3.      Untuk mengetahui manfaat unsur-unsur golongan IIIA dan VIA
4.      Untuk mengetahui cara pembuatan unsur/senyawa golongan IIIA dan VIA  

1.4    Manfaat
Agar penulis, pembaca dan pendengar dapat mengenal lebih jauh tentang golongan IIIA dan VIA.
                                 






BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Kelimpahan Dan Jenis Mineral Unsur Golongan IIIA Dan IVA
2.1.1        Boron (Golongan IIIA)
Tidak ditemukan bebas di alam, melainkan dalam senyawaan seperti silika, silikat, dan borat. Senyawaan boron yang utama dan tidak melimpah adalah asam borat (H3BO3) dan natrium borat terhidrasi atau boraks (Na2B4O7.10 H2O).
2.1.2        Aluminium (Golongan IIIA)
Terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6%. Dengan kelimpahan sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpah tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas di alam. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya. Oleh karena itu aluminium tetap merupakan logam yang mahal karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Kriloit digunakan pada peleburan aluminium, sedang tanah liat banyak digunakan untuk membuat batubata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan dan di tayan (Kalimantan Barat). Aluminium (Al) adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Kelimpahan Aluminium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 81,300.
2.1.3        Galium  (Golongan IIIA)
            Terdapat dalam jumlah yg sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit, pirit, magnetit dan kaolin. Biji Galium sangat langka tetapi Galiumterdapat di logam-logam yang lain. Kelimpahan Galium dalam kulit bumi sebesar  15.
2.1.4        Indium (Golongan IIIA)
Tidak pernah ditemukan dalam bentuk logam bebas di alam, tetapi dalam bentuk sulfida (In2S3) dan dalam bentuk campuran seng, serta biji tungsten, timah dan besi. Kelimpahan Indium dalam kulit bumi sebesar  0,1.
2.1.5        Talium (Golongan IIIA)
Di alam Talium terdapat dalam bentuk batu-batuan dan merupakan keluarga logam aluminium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit, campuran seng dan hematit. Kelimpahan Talium dalam kulit bumi sebesar 2.
2.1.6        Karbon (Golongan VIA)
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan memainkan peranan dalam siklus karbon-nitrogen, yakni proses yang diduga menjadi sumber energi di matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan warna merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer. Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%. dalam bentuk unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisan kerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan sembilan persepuluh air adalah oksigen.
2.1.7        Belerang (Golongan VIA)
Dalam keadaan bebas,umumnya belerang terdapat di daerah gunung berapi. Adapun dalam bentuk sentawanya, belerang ditemukan dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips (CaSO4 . 2H2O), dan seng sulfida (ZnS). Selain itu , belerang juga terkandung dalam gas alam, seperti H2S dan SO2.
Belerang adalah benda dari gunung berapi berwarna kuning muda, jika dibakar berbau menyengat, warnanya biru merah, banyak digunakan sebagai bahan obat dan industri; bang berangan; racun tikus.
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
2.1.8        Selenium (Golongan VIA)
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit. Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida. Sekarang selenium di seluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda  dan niter (mineral  yang mengandung kalium nitrat).
2.1.9        Telurium (Golongan VIA)
Dibumi kelimpahan Tellurium sangat sedikit dan jarang, sebab hanya terdapat dengan konsentrasi yang rendah.Telurium lebih sering  ditemukan di alam sebagai senyawa tellurida darih emas (kalaverit), dan terkadang bergabung dengan logam lainnya. Telurium juga didapatkan secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang  adalah penghasil terbesar unsur ini. Kelimpahan unsur Se, Te, dan Po sangatlah langka.
Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa atom berkisar antara 108 hingga 137. Dimana Telurium di alam hanya terdiri dari delapan isotop. Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah 0.01 mg/m3, atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih (Cotton,2007: 362).   
2.1.10    Polonium (Golongan VIA)
Polonium adalah unsur alam yang radioaktif dan sangat langka yang ditemukan dalam bijih Uranium. Polonium diproduksi sekitar 100 g tiap tahunnya. Polonium dapat dihasilkan dengan pengolahan bijih uranium atau mineral, dimana bijih uranium mengandung kurang dari 0,1 mg polonium-210 per ton. Awalnya, polonium-210 diperoleh dari biji yang kaya uranium dan ditemukan di Bohemia, tetapi juga dapat diperoleh dari garam radium yang mengandung sekitar 0,2 mg per gram radium (Cotton.2007: 363).   
Untuk mendapatkan unsur ini, para ahli melakukan penembakan bismut alam (209Bi) dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk polonium. Sejumlah milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir. Reaksinya adalah:
209Bi+1n→210Po+ e-
Polonium ini dihasilkan selama peluruhan alami, dimana Uranium-238 dan Polonium-210 secara luas didistribusikan dalam jumlah kecil di kerak bumi. Sebelum tahun 1944, Polonium belum diisolasi dalam bentuk murni atau dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, setiap program yang melibatkan pemulihan, pemurnian, dan fabrikasi logam polonium dari berbagai sumber diperlukan pemahaman tentang sifat kimia, sifat fisika, dan metalurgi dari Polonium-210 (Cotton.2007: 363).   
Pada Februari 1949, operasi polonium dipindahkan dari Dayton untuk Mound (Moyer 1956) di atas. Saat ini, proses untuk memproduksi polonium-210 telah diputuskan. Polonium-210 akan diproduksi oleh transmutasi bismut dengan penembakan neutron.
Pada 1954, program Mound mulai menggunakan polonium-210 untuk mengubah energi nuklir menjadi energi listrik useable. Aplikasi energi nuklir, menggunakan prinsip termoelektrik, adalah menunjukkan bahwa tahun yang sama, dan pada bulan Februari, Mound menerima direktif untuk membuat sebuah model bertenaga listrik uap--tanaman polonium. Pada tahun 1956, sebuah desain konseptual untuk menghasilkan bahan bakar boiler merkuri dengan polonium digambarkan. Po dapat dipisahkan dengan penyubliman pada pemanasan.

2.2    Sifat-Sifat Keperiodikan Dalam Tabel Periodik Unsur
2.2.1        Sifat Fisika
·      Nomor atom adalah angka yang menunjukkan jumlah proton dalam inti atom. Secara tradisi, nomor atom dilambangkan dengan simbol Z. Karena nomor atom setiap unsur kimia unik, nomor atom dipakai untuk mengidentifikasi unsur kimia. Misalnya angka atom hidrogen adalah 1 (satu) - artinya Hidrogen memiliki proton sejumlah satu.
·      Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
·      Jari-Jari Ion adalah jarak dari inti ion dengan elektron terluarnya dalam suatu ion. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
·      Energi ionisasi. Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian : unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
·      Titik leleh. Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dari campuran padatannya, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Prinsipnya proses ini mengacu pada perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampurnya. Larutan zat yang diinginkan dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali dengan cara menjenuhkannya
·      Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap dari zat cair sama dengan tekanan disikitarnya dan zat cair beruba menjadi suatu uap
·      Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
·      Kekerasan (hardness), dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.
Tabel sifat fisika golongan IIIA
Sifat Keperiodikan
B
Al
Ga
In
Tl
Nomor atom
5
13
31
49
81
Jari-jari atom (pm)
117
143
152
163
170
Jari-jari ion (pm)
23
53
62
79
88
Titik leleh (oC)
2300
932
303
429
577
Titik didih (oC)
4200
2720
2510
2320
1740
Energi ionisasi (kJ/mol)
801
577,6
578,8
558,3
589,3
Elektonegativan
2,0
1,5
1,6
1,7
1,8
Kekerasan
-
2,75
1,5
1,2
1,25

Kecenderungan sifat logam golongan IIIA:
·      Jari-jari logam cenderung berkurang dari Ga- Tl, kecuali logam Al
·      Jari-jari ion cenderung meningkat dari Al – Tl
·      Energi ionisasi pertama unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al - Tl
·      Keelektronegatifan unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Al – Tl
·      Titik cair unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Ga – Tl, kecuali Al memiliki titik cair yang besar
·      Titik didih unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al – Tl
Potensial reduksi negatif menyatakan bahwa unsur lebih bersifat logam dibandingkan hidrogen. Energi pengionan dari logam golongan IIIA hampir sama satu sama lain, kecuali energi hidrasi Al3+  merupakan yang terbesar di antara kation golongan IIIA. Hal ini menjelaskan bahwa Al3+ mempunyai potensial reduksi negatif yang paling besar di antara kation golongan IIIA dan bahwa Al adalah logam yang paling aktif.
Sifat menarik dari unsur Ga, In, dan Tl yang tidak terdapat pada Al adalah kemampuan membentuk ion bermuatan satu. Kemampuan ini menunjukkan adanya pasangan elektron lembam, nS2, dalam atau dari unsur pasca-peralihan. Jadi, sebuah atom Ga dapat kehilangan elektron pada 4p dan mempertahankan elektron 4s untuk membentuk ion Ga+, dengan konfigurasi elektron [Ar]3d104s2. Kemungkinan ini lebih mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam golongan. Dalam kenyataannya, talium dengan bilangan oksidasi +1 lebih mantap dalam larutan berair dibanding taliuum dengan bilangan oksidasi +3.
Ukuran ion yang kecil, besarnya muatan ion, dan tingginya energi ionisasi menyebabkan logam golongan IIIA umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi ( ion Al3+ tidak dijumpai kecuali dalam ALF3 padat). Dalam larutan berair, ion Al3+ berada dalam bentuk ion terhidrat Al(H2O)63+ atau dalam bentuk kompleks lainnya. Al sangat stabil terhadap udara, karena membentuk lapisan oksida pada permukaannya yang digunakan untuk melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut
Tabel sifat fisika logam golongan VIA
Sifat Keperiodikan
O
S
Se
Te
Po
Nomor Atom
8
16
34
52
84
Jari-Jari Atom (pm)
65
109
122
142
153
Jari-Jari Ion (pm)
140 (-2)
29 (+6)
50 (+4)
97 (+4)
67 (+6)
Titik leleh (ºC)
-218,4
115,21
217
448,5
254
Titik didih (ºC)
-182,7
444,6
684
989,9
962
Energi Ionisasi I (kJ/mol)
1314
999
941
869
812
Keelektronegativan
3,44
2,58
2,55
2,1
2,0

2.2.2        Sifat Kimia
Sifat kimia golongan IIIA
1.    Boron akan bereaksi dengan oksigen, halogen, asam pengoksidasi, dan alkali jika di panaskan. Senyawa boron bersifat toksik
2.    Aluminium sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium bersifat nontoksik.
Reaksi-reaksi logam aluminium sebagai berikut.
a.    Reaksi Thermit
Fe2O3(s) + 2Al(S) à Al2O3(s) + 2Fe(l)
b.    Reaksi dengan asam
2Al(s) + 6H+(aq) à 2Al3+(aq) 3H2(g)
c.    Reaksi dalam suasana basa
2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) à 2(Al(OH)4)-(aq) + 3H2(g)
d.   Reaksi dengan oksigen
2Al(s) + 3/2O2(g) à Al2O3(s)
e.    Aluminium oksida bereaksi dalam suasana asam dan basa
Al2O3(s) + 6H+(aq) à +3H2O(l)
Al2O3(s) + 2OH-(aq) + 3H2O(l) à 2(Al(OH)4)-(aq)
3.    Galium mudah mengkorosi logam lain. Galium bersifat toksik ringan
4.    Indium bersifat toksik ringan
Senyawa talium (III) mudah direduksi menjadi talium (I) atau sebagai pengoksidasi kuat. Talium dan senyawanya bersifat sangat toksik.
Sifat kimia golongan VIA
1.    Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa pereoksida -1 dan pada superoksida -1/2. Oksigen merupakan oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam. Jika dipanaskan dengan logam alkali,oksigen dapat membentuk superoksida.oksigen bersifat nontoksik.
2.    Belerang suka bereaksi dengan unsur-unsur lain pada suhu biasa. Pada suhu tinggi, reaksi dapat terjadi dengan berbagai logam seperti Fe dan Cu serta nonlogam seperti Cl2, H2­, atau O2. Belerang tidak bereaksi dengan air. Belerang bersifat nontoksik
3.    Selenium dan teluriummempunyai sifat kimia sama dengan belerang,tetapi lebih bersifat logam dibanding belerang.sifat kimia polonium mirip dengan telerium dan bismut. Selenium bersifat sangat toksik, telerium bersifat toksik, dan polonium bersifat sangat radioaktif.   


2.3    Manfaat Unsur Golongan IIIA Dan VIA
2.3.1        Boron
·      Natrium tetraborat pentaidrat (Na­2­B­4­O­7­. 5H­2­O) yang digunakan­­ dalam menghasilkan kaca gentian penebat dan peluntur natrium perborat.
·      Asam ortoborik (H­3­BO­3­­) atau asam Borik yang digunakan dalam penghasilan textil kaca gentian dan paparan panel rata.
·      Natrium tetraborat dekahidrat (Na­2­B­4­O­7­. 10H­2­O) atau yang dikenal dengan nama boras digunakan dalam penghasilan pelekat.
·      Asam Borik belum lama ini digunakan sebagai racun serangga, terutamannya menentang semut atau lipas.
·      Sebagian boron digunakan secara meluas dalam síntesis organik dalam pembuatan kaca borosilikat dan borofosfosilikat.
·      Boron-10 juga digunakan untuk membantu dalam pengawalan reactor nuklir, sejenis pelindung daripada sinaran dan dalam pengesanan neutron.
·      Boron-11 yang dipatenkan (boron susut) digunakan dalam pembuatan kaca borosilikat dalam bidang elektronik pengerasan sinaran.
·      Filamen boron adalah bahan berkekuatan tinggi dan ringan yang biasanya digunakan dalam struktur aeroangkasa maju sebagai componen bahan komposit.
·      Natrium borohidrida (NaBH4) ialah agen penurun kimia yang popular digunakan untuk menurunkan aldehid dan keton menjadi alcohol.
2.3.2        Aluminium
·      Digunakan pada otomobil, pesawat terbang, truck, rel kereta api, kapal laut, sepeda.
·      Pengemasan (kaleng, foil)
·      Bidang konstruksi ( jendela, pintu, dll)
·      Pada perlengkapan memasak
·      Aluminium digunakan pada produksi jam tangan karena aluminium memberikan daya tahan dan menahan pemudaran dan korosi.
2.3.3        Galium
·      Karena galium membasahi gelas dan porselin, maka galium dapat digunakan untuk menciptakan cermin yang cemerlang.
·      Galium dengan mudah bercampur dengan kebanyakan logam dan digunakan sebagai komponen dalam campuran peleburan yang rendah. Plutonium digunakan pada senjata nuklir yang dioperasikan dengan campuran dengan galium untuk menstabilisasikan allotrop plutonium.
·      Galium arsenida digunakan sebagai semikonduktor terutama dalam dioda pemancar cahaya.
·      Galium juga digunakan pada beberapa termometer bertemperatur tinggi.
2.3.4        Indium
·      Untuk membuat komponen elektronik lainnya thermistor dan fotokonduktor
·      Untuk membuat cermin yang memantul seperti cermin perak dan tidak cepat pudar.
·      Untuk mendorong germanium untuk membuat transistor.
·      Dalam jumlah kecil digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan gigi.
·      Digunakan pada LED (Light Emitting Diode) dan laser dioda berdasarkan senyawa semikonduktor seperti InGaN, InGaP yang dibuat oleh MOVPE (Metalorganic Vapor Phase Epitaxy) teknologi.
·      Dalam energi nuklir, reaksi (n, n) dari 113In dan 115In digunakan untuk menghilangkan jarak fluks neutron.
2.3.5        Talium
·      Sebagai bahan semikonduktor pada selenium
·      Sebagai dopant (meningkatkan) kristal natrium iodida pada peralatan deteksi radiasi gamma seperti pada kilauan alat pendeteksi barang pada mesin hitung di supermarket.
·      Radioaktif talium-201 (waktu paruh 73 jam) digunakan untuk kegunaan diagnosa pada pengobatan inti.
·      Jika talium digabungkan dengan belerang, selenium dan arsen, thalium digunakan pada produksi gelas dengan kepadatan yang tinggi yang memiliki titik lebur yang rendah dengan jarak 125 dan 1500 C.
·      Talium digunakan pada elektroda dan larut pada penganalisaan oksigen.
·      Talium juga digunakan pada pendeteksi inframerah.
·      Talium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan insektisida, tetapi penggunaannya dilarang oleh banyak negara.
·      Garam-garam Thalium (III) seperti thalium trinitrat, thalium triasetat adalah reagen yang berguna pada sintesis organic yang menunjukkan perbedaan perubahan bentuk pada senyawa aromatik, keton dan yang lainnya.
2.3.6        Oksigen
·      Oksigen digunakan sebagai udara pernafasan bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup lainnya.
·      Oksigen berperan dalam proses pembakaran.
·      Campuran gas oksigen dan gas asetilin dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan digunakan untuk mengelas logam.
·      Digunakan dalam tungku pada proses pembuatan baja.
·      Digunakan pada proses sintesis metanol dan amonia
·      Oksigen cair digunakan sebagai bahan bakar untuk menjalankan rudal dan roket.
·      Dalam industri, oksigen digunakan untuk membuat beberapa senyawa kimia dan sebagai oksidator.
·      Dalam bentuk allotrop O3 (ozon) yang bersifat oksidator kuat, digunakan sebagai desinfektan dan sebagai bahan pemutih.
2.3.7        Belerang
·      Digunakan untuk membuat beberapa senyawa penting dalam industri, seperti asam sulfat, asam sulfit, belerang dioksida, dan lain sebagainya.
·      Asam Sulfat (H2SO4) digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih logam, bahan baku industri dan sebagai cairan pengisi akumulator
·      Digunakan dalam bidang kedokteran sebagai obat sulfa
·      Digunakan dalam industri korek api, vulkanisasi karet, obat celup, dan bubuk mesiu (bahan peledak)
·      Dicampur dengan kapur digunakan sebagai fungsiida
·      Senyawa garam natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O) yang sering disebut hypo digunakan dalam fotografi
·      Digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya
·      Untuk mensterilkan alat pengasap
·      Untuk memutihkan buah kering
2.3.8        Selenium
·      Digunakan dalam xerografi untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan lain-lain.
·      Digunakan oleh industri kaca untuk mengawawarnakan kaca dan untuk membuat kaca dan lapisan email gigi yang berwarna rubi.
·      Juga digunakan sebagai tinta fotografi dan sebagai bahan tambahan baja tahan karat.
2.3.9        Telurium
·      Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan baja tahan karat untuk digunakan dalam permesinan.
·      Penambahan telurium pada timbal dapat mengurangi reaksi korosi oleh asam sulfat pada timbal, dan juga memperbaiki kekuatan dan kekerasannya.
·      Telurium digunakan sebagai komponen utama dalam sumbat peleburan, dan ditambahkan pada besi pelapis pada menara pendingin.
·      Telurium juga digunakan dalam keramik.
·      Bismut telurrida telah digunakan dalam peralatan termoelektrik.
·      Digunakan dalam penelitian ilmiah semikonduktor.
·      Dalam campurannya dengan bahan-bahan organik digunakan pada proses vulkanisasi karet sintesis.
·      Digunakan sebagai bahan insektisida, germisida, dan fungisida.
·      Digunakan untuk memberi warna biru dalam proses pembuatan kaca.
2.3.10    Polonium
·      Digunakan untuk menghasilkan radiasi sinar alfa (α)
·      Digunakan dalam penelitian ilmiah tentang nuklir
·      Digunakan pada peralatan mesin cetak dan fotografi
·      Digunakan pada alat yang dapat mengionisasi udara untuk menghilangkan akumulasi muatan-muatan listrik
·      Digunakan sebagai sumber panas yang ringan sebagai sumber energi termoelektrik ada satelit angkasa
·      Polonium dapat dicampur atau dibentuk alloy dengan berilium untuk menghasilkan sumber neutron
·      Untuk menghilangkan muatan statis dalam pemintalan tekstil dan lain-lain

2.4    Cara Pembuatan Unsur Golongan IIIA Dan IVA
2.4.1        Aluminium
Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.
2.4.2        Boron
Boron dibuat dengan mereduksi boron oksida B2O3, dengan magnesium atau aluminium. Perhatikan reaksi berikut.
B2O3(s) + 3Mg(s) à 3MgO(l) + 2B(s)
2.4.3        Galium
Galium biasanya adalah hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi ghalium pada larutan alkali dari sebuah aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang memberikan konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan katoda baja tahan karat dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium cair. Galium murni membutuhkan sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona penyaringan untuk membuat logam galium murni.
2.4.4        Indium
Indium biasanya tidak dibuat di dalam laboratorium. Indium adalah hasil dari pembentukan timbal dan seng. Logam indium dihasilkan melalui proses elektrolisis garam indium di dalam air. Proses lebih lanjut dibutuhkan untuk membuat aluminium murni dengan tujuan elektronik.
2.4.5        Talium
Logam talium diperoleh sebagai produk pada produksi asam belerang dengan pembakaran pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih besi.Walaupun logam thalium agak melimpah pada kulit bumi pada taksiran konsentrasi 0,7 mg/kg, kebanyakan pada gabungan mineral potasium pada tanah liat, tanah dan granit. Sumber utama talium ditemukan pada tembaga, timbal, seng dan bijih sulfida lainnya.Logam thalium ditemukan pada mineral crookesite TlCu7Se4, hutchinsonite TlPbAs5S9 dan lorandite TlAsS2. Logam ini juga dapat ditemukan pada pyrite.
2.4.6        Belerang
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah  Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar