BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lengkuas (Lengkuas galanga atau Alpinia galanga)
sering digunakan oleh para ibu di dapur sebagai penyedap masakan. Manfaat lain
tanaman dari India ini adalah sebagai bahan ramuan tradisional dan penyembuh
berbagai penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan jamur kulit. Namun, di
luar dua manfaat tersebut, lengkuas ternyata juga punya peran dalam
memperpanjang umur simpan atau mengawetkan makanan karena aktivitas mikroba
pembusuk. Pendeknya, lengkuas dapat berperan sebagai pengganti fungsi formalin
yang sekarang sedang hangat diperbincangkan.
Kita mengenal ada dua jenis tumbuhan lengkuas,
yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varietas berimpang
umbi merah yang ukurannya lebih besar. Lengkuas berimpang umbi putih umumnya
digunakan sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas berimpang umbi merah
banyak digunakan sebagai obat. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
mempunyai aroma yang khas.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa nama latin dan nama lengkuas daerah lain?
2.
Apa sajakah penyakit yang dapat diobati oleh lengkuas?
3.
Apa saja jenis lengkuas?
4.
Bagaimana cara budidaya lengkuas?
5.
Apa saja kandungan lengkuas?
6.
Bagaimana efek
farmakologis lengkuas?
7.
Bagaiman pengelolaan lengkuas?
1.3 Tujuan
Agar dapat mengetahui :
1.
nama latin dan nama lengkuas daerah lain
2.
penyakit yang dapat diobati oleh lengkuas
3.
jenis lengkuas
4.
budidaya lengkuas
5.
kandungan lengkuas
6.
efek farmakologis
lengkuas
7.
pengelolaan lengkuas
1.4 Manfaat
Agar penulis, pembaca dan
pendengar dapat mengetahui tentang lengkuas lebih jauh lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga)
merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi
maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran
bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan
dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam
campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan
adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.
Lengkuas adalah salah
satu jenis rempah-rempah yang amat populer pada kuliner tradisional kita,
sehingga terasa tidak asing ditelinga kita. Dikenal sebagai rempah-rempah
dengan manfaat dan khasiat yang luar biasa. Walaupun secara histories tanaman
ini berasal dari India, namun keberadaannya di Indonesia telah meluas sampai
keseluruh penjuru daerah. Sebagai bukti, lengkuas memiliki nama daerah yang
beragam, diantaranya laos, langkueh, lengkues, lingkuas, engkuas, ringkuas,
lingkaos dan lain-lain.
Lengkuas (Lenguas
galanga atau Alpinia galanga) sering
dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk
termasuk tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter.
Lengkuas termasuk dalam
kategori tanaman semak yang dapat berumur tahunan. Sebagaimana pada jenis
rempah-rempah yang lainnya, lengkuas memiliki batang semu yang dibentuk dari
kumpulan daunnya. Daunnya berbentuk bulat panjang dengan ujung yang meruncing
dan memiliki bau yang aromatis. Khususnya didaerah Jawa, dikenal 2 macam
jenis/varietas dari lengkuas, yaitu lengkuas merah (memiliki rimpang dengan
kulis luarnya berwarna kemerahan) dan lengkuas putih (dengan kulit luar
berwarna putih).
2.1
Nama-Nama
Lengkuas
2.1.1 Nama latin : Alpinia
Galangal
2.1.2 Nama daerah : langkueh (Minang)
laja (Sunda)
langkueueh (Aceh)
laos (Jawa)
halawas (Batak)
angkuwasa (Makasar)
lengkueus
(Gayo)
aliku (Bugis)
lakuwe (Nias)
lingkuas (Manado)
langkuwas (Banjar)
likui (Gorontalo)
2.1.3 Nama Asing : grotto
galanga (Belanda)
langkuas (Filipina)
kong deng (Kamboja)
khulanyan (Arab)
groser galgant (Jerman)
java galanga
(Inggris)
galangal de l inde
(Perancis)
2.2 Penyakit Yang Dapat Di Obati
a. Reumatik
Bahan : 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari
dan 1 butir telur ayam kampong
Cara membuat : lengkuas diparut dan diperas
untuk diambil airnya, telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya,
kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
Cara menggunakan : diminum 1 kali sehari
b.
Sakit Kepala, Nyeri
Dada, Menguatkan Lambung, Memperbaiki Pencernaan.
Pengobatan : di jadikan bumbu dapur
Cara membuat : Rimpang lengkuas yang di
jadikan bumbu dapur di campur dalam masakan sehari-hari
c.
Sakit
Limpa
Bahan : 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari,
3 rimpang umbi temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus
dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1
cangkir, pagi dan sore.
d.
Impotensi
Bahan : 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu
jari, 3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1
sendok teh merica, 1 sendok teh garam dan 1 ragi tape.
Cara membuat : umbi lengkuas dan halia
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan
yang lain dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.
Cara menggunakan : diminum
e.
Nafsu
Makan
Bahan : 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari,
3 buah mengkudu mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok
teh bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa yang masak, 1
potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus
dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 0,5
gelas, pagi dan sore.
f.
Bronkhitis
Bahan : rimpang umbi lengkuas, temulawak dan
halia (masing-masing 2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun
pecut kuda, 0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
Cara membuat : semua bahan tersebut ditumbuk
halus kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari,
pagi dan sore.
g.
Morbili
Bahan : 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu
jari, 1 sendok teh minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura.
Cara membuat : umbi lengkuas diparut halus,
kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai halus.
Cara menggunakan : dipakai untuk obat luar.
h.
Panu
Bahan : rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih
secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai
halus.
Cara
menggunakan : digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore.
i.
Anti jamur kulit
Bahan
: rimpang umbi lengkuas segar sebanyak satu jari
Cara
membuat : Potong Miring, Campurkan Dengan Kapur Sirih Secukupnya, Tumbuk Kedua
Bahan Tersebut Sampai Halus,
Cara
menggunakan : gosokkan pada bagian kulit yang belang akibat jamur, 2 x sehari
pagi dan sore.
j.
Obat gosok, pelancar kemih, dan obat penguat
empedu
Bahan : rimpang lengkuas,
Cara Membuat : iris-iris, kemudian rendam
dalam alkohol,
Cara pengobatan : gosokkan pada perut.
2.3
Jenis Lengkuas
Lengkuas sering dipakai sebagai penyedap
masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya dapat
mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai
dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut.
lengkuas merah
Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal
yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varitas berimpang
umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan,
sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat.
lengkuas putih
Lengkuas mempunyai
batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya
berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri
dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari
pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung
tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang
khas.
2.4
Budidaya
Tanaman Lengkuas
Berikut
adalah budidaya tanaman Lengkuas yang baik dan benar, Tanaman dapat diperbanyak
dengan rimpang atau biji, namun umumnya lebih mudah diperbanyak dengan
menggunakan rimpang. Rimpang yang baik untuk bibit adalah bagian ujungnya.
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan tanah dan dibuat
guludan-guludan. Pupuk yang digunakan meliputi pupuk kandang, kompos, dan pupuk
buatan. Juga diperlukan bahan-bahan kimia untuk pemberantasan gulma. Panen
dilakukan pada saat tanaman berumur 2½ – 3 bulan, dan jangan lebih tua dari
umur tersebut, karena rimpang akan mengandung serat kasar yang tidak disukai di
pasaran.
Perbanyakan
tanaman lengkuas dapat menggunakan potongan rimpang yang sudah tua dan bertunas
atau rimpang anakan, kemudian dipecah-pecah menjadi beberapa ruas dengan 2-3
tunas dalam tiap pecahannya atau disesuaikan dengan rencana kebutuhannya.
Rimpang tua sebaiknya dipilih yang beratnya 50 gram, dan ukurannya seragam.
Rimpang dapat ditunaskan di atas 3- 5 lapisan jerami atau alang-alang alang-
alang yang dihamparkan di atas tanah. Penyemaian juga dapat dilakukan di atas
rak-rak kayu. Penyiraman selama pembibitan sampai bertunas dilakukan untuk
memelihara sebagian besar mata rimpang. Pertunasan dianggap cukup bila semua
atau sebagian besar mata rimpang sudah tumbuh 1- 2cm, biasanya berumur 3-4
minggu. Setelah rimpang bertunas atau dipelihara selam 1-2 bulan, bibit yang
pertumbuhannya seragam siap ditanam di lahan. Untuk proses pembibitan,
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan hingga pemanenan lebih mendalam yaitu
sebagai berikut:
2.4.1 Pembibitan
Persyaratan bibit : bibit berkualitas adalah bibit yang
memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi),
dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama
dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi yaitu: (1) Bahan bibit
diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar). (2) Dipilih bahan bibit dari
tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan). (3) Dipilih pula dari tanaman yang
sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Teknik penyemaian bibit : untuk pertumbuhan tanaman yang
serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu
dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan
bedengan.
2.4.1.1 Penyemaian
pada peti kayu
Rimpang yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai
kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut
dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang
1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung
beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur
tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti
kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian
dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu
gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu
gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit tersebut sudah
disemai.
2.4.1.2 Penyemaian
pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8
m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian
tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal
bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi
rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4
susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada
bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot
dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit
bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil
seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
2.4.1.3 Penyiapan
Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari
ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan
dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4
jam, barulah ditanam.
2.4.2 Pengolahan
Lahan
1) Persiapan Lahan: Untuk mendapatkan hasil
panen yang optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan
tanaman. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang
dibutuhkan tanaman maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.
2) Pembukaan Lahan : Pengolahan tanah diawali
dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan
kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu.
Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit
penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan
tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan
tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk
kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
3) Pembentukan Bedengan : Pada daerah-daerah
yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya
genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran
tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan
kondisi lahan.
4) Pengapuran : Pada tanah dengan pH rendah,
sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (p) dan calcium
(Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam
ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit
fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium
yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu,
merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan
merangsang pembentukan biji.
·
Derajat
keasaman < 4 (paling asam) : kebutuhan dolomit > 10 ton/ha.
·
Derajat
keasaman 5 (asam) : kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha.
·
Derajat
keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
2.4.3 Penanaman
1) Penentuan pola tanaman : Pembudidayaan secara
monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena
mampu memberikan produksi dan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan
tanaman secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan
kerugian. Penanaman secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
· Mengurangi kerugian yang disebabkan naik
turunnya harga.
· Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja
pemeliharaan tanaman.
· Meningkatkan produktivitas lahan.
· Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah
akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
2) Pembutan lubang tanam : Untuk menghindari
pertumbuhan yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya
tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil
atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.
3) Cara penanaman : Cara penanaman dilakukan
dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau
alur yang sudah disiapkan.
4) Perioda tanam : Penanaman sebaiknya dilakukan
pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan
karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk
pertumbuhannya.
2.4.4 Pemeliharaan
1) Penyulaman: Sekitar 2-3 minggu setelah tanam,
hendaknya diadakan pengecekan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian
harus segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak
jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang
baik serta pemeliharaan yang benar.
2) Penyiangan : Penyiangan pertama dilakukan
ketika tanaman berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali.
Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah berumur
6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur
tersebut rimpangnya mulai besar.
3) Pembubunan : Tanaman memerlukan tanah yang
peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus
digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang yang
kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman masih muda, cukup
tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan
akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi
untuk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu
tanaman berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan
dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman. Namun tergantung kepada kondisi tanah
dan banyaknya hujan.
4) Pemupukan :
a) Pemupukan organik: Pada pertanian organik
yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka
pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau
pupuk kandang dilakukan lebih sering dibanding kalau kita menggunakan pupuk
buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada awal
pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60-80 ton
per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian
pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam
di awal pertanaman sebanyak 0.5-1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan
pada umur 2-3 bulan, 4-6 bulan, dan 8-10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan
sebanyak 2-3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan
setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.
b) Pemupukan konvensional : Selain pupuk dasar
(pada awal penanaman), tanaman perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat
tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik
15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan
(urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112
kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk
nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan
pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan
sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan.
Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam
bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
5) Pengairan dan penyiraman : Tanaman lengkuas
tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada
awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan
september.
6) Waktu penyemprotan pestisida : Penyemprotan
pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk
disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase
pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin
yang mendorong pertumbuhan.
2.4.5 Panen
Waktu panen simplisis rimpang lengkuas di tandai dengan
berakhirnya pertumbuhan vegetative seperti daun menunjukkan gejala kelayuan
secara fisiologis. Pada keadaan ini rimpang telah berukuran optimal dan umur di
lahan 10-12 bulan untuk lengkuas. Pemanenan dilakuakn dengan cara membongkar
rimpang dengan garpu atau cagkul secara hati-hati agar tidak terluka atau
rusak. Tanah yang menempel pada rimpang di bersihkan dengan cara di pukul
pelan-pelan sehingga tanah terlepas.
2.4.6 Pasca
panen
2.4.6.1 Pencucian
Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan akarnya
tersebut kemudian di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak
pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah
bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari.
Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena
sinar matahari langsung.
2.4.6.2
Perajangan
Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang
lengkuas. Jika lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan
tidak perlu di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci
dan ditiriskan. Perajangan dapat menggunakan mesin atau perajang manual. Arah
irisan melintng agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya
tidak menmurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4-6 mm. Untuk
mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus, setelah perajangan rimpang
lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam air mendidih selama 1 jam
sebelum dikeringkan.
2.4.6.3 Pengeringan
Pengeringan rimpang lengkuas dapat menggunakan matahari
langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau
memakai mesin pengeringan.
·
Dengan
matahari langsung
Pengeringan
dilakukan di tempat cahaya matahari langsung. Sistem ini menggunakan waktu yang
agak lama tergantung intensitas dan lama penyinaran.
·
Penmgeringan
dengan alat berenergi cahaya matahari.
Masih tergantung pada intensitas cahaya dan
lama penyinaran, tetapi waktunya relative lebih singkat. Untuk itu, bahan di
hamparkan di atas rak pengering.
·
Pengeringan
dengan mesin
Pengeringan dengan mesin selain lebih cepat
juga hasilnya lebih berkualitas. Hal yang perlu di perhatik an dalam
pengeringan dengan mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat.
Untuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 40-60 0c.
waktu yang dibutuhkan 3-4 hari.
2.5 Kandungan Lengkuas
Rimpang lengkuas
mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang
terutama terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20% - 30%, eugenol, kamfer 1%,
seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga
mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut
kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum,
beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain. Penelitian yang lebih intensif
menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim
xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-kumari
diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol
setat, dan 4-hidroksi benzaidehida (Noro dkk., 1988). Juga mengandung suatu
senyawa diarilheptanoid yang di- namakan 1-(4-hidroksifenil)-7-
fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung
asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang
dan antitumor (Yu dan kawan-kawan, 1988). Juga mengandung kariofilen oksida,
kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida, galangin,
galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7-hidroksi-3,5-dimetoksiflavon.
2.6
Efek Farmakologis Lengkuas
Menetralkan
racun (antitoksik), menurunkan panas (antipiretik), menghilangkan rasa sakit
(analgetik), meluruhkan kentut (carminative), meluruhkan kencing
(diuretik), obat jamur, menyegarkan (stimulant), memperkuat lambung, dan
meningkatkan nafsu makan (stomachica). Minyak atsiri lengkuas yang sudah
menguap dapat merangsang kulit dan mukosa. Bila diminum, lengkuas berkhasiat
menolak angin, menahan gerakan usus kecil, dan berefek antiseptik ringan. Bila
disemprotkan pada lalat atau serangga bisa mati. Sementara rimpang lengkuas
digunakan untuk demam, kejang panas, masuk angin, tidak nafsu makan,
menghilangkan bau mulut dan bau badan, sariawan berat (stomatitis aphtosa),
sakit gigi, sakit tenggorokan, menghilangkan dahak pada bronkhitis, batuk,
radang paru (pneunomonia), paru-paru mengandung nanah,radang lambung (gastritis),
radang telinga (otitis), obat kuat (afrodisiak), pelancar haid (emenagog), diare,
disentri, kolera, membersihkan darah nifas, merawat payudara, rematik, keseleo,
jerawat, eksim, panu, kurap, kutil, dan bercak-bercak pada kulit. Buah lengkuas
menghilangkan rasa dingin, lambung serta ulu hati kembung dan sakit, muntah,
mual, diare, cikutun (singultus), serta nafsu makan kurang (anorexia).
2.7
Pengelolaan
Lengkuas
Lengkuas harus dikupas terlebih dahulu
sebelum digunakan dan dibersihkan dari tanah-tanah yang biasanya menempel.
Umumnya, untuk masakan level rumahan, Anda hanya cukup menggunakan dua hingga
tiga ruas jari per masakan.
Untuk pengolahan lengkuas dalam masakan, Anda
bisa menghaluskannya bersama bumbu halus lainnya. Cara lain adalah lengkuas dimemarkan
lalu dimasukkan ke dalam masakan. Untuk menyajikan serundeng dari lengkuas,
caranya cukup mudah. Lengkuas diparut hingga halus lalu digoreng hingga kering
dan ditiriskan. Setelah itu, serundeng lengkuas didinginkan dan ditaburkan di
atas ayam goreng atau empal goreng.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tumbuhan Lengkuas dapat
dimanfaat sebagai obat seperti rematik, nyeri haid, panu, radang telinga,
bercak-bercak kulit dan tahi lalat, kutil, diare, penambah nafsu makan, eksima,
masuk angin, bronchitis, menambah gairah seks, rematik, dll.
Pertumbuhan lengkuas di
pengaruhi oleh air, jenis tanah, iklim, ketinggian tempat, media tanam, unsur
hara, kelembaban, suhu dll.
Kandungan Senyawa kimia yang
terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang,
eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol,
dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol,
galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate.
3.2
Saran
Sebaiknya kita menggunakan obat alami lengkuas dalam
menyembuhkan beberapa penyakit yang dapat di obati oleh lengkuas seperti
penyakit rematik.